Temporomandibular Joint (TMJ)
(Pexels.com/Cottonbro)
Apakah teman-teman sekarang lagi butuh informasi mengenai (TMJ)? Gue bakal cerita pengalaman tentang Temporomandibular Joint (TMJ) yang dari dulu pengen gue tulis di blog ini, cuma baru kesampaian sekarang.
Gue kena TMJ itu di bulan April tahun 2020 silam, dan gue masih inget banget pas bangun tidur mau sahur di hari pertama puasa. Awalnya nggak sadar tuh rahang nggak bisa dibuka, terus pas lagi sikat gigi, mulut gue nggak bisa dibuka lebar kayak rahang itu dikunci gitu, dan buka mulut nggak bisa lebih dari 1 jari.
Beneran shock saat itu, sampai gue nggak bisa makan buat sahur soalnya mulut gue nggak bisa dibuka lebar jadi nasi yang mau gue makan nggak bisa masuk. Sampai akhirnya menu sahur gue cuma minum air putih. Saat itu gue belum tau kalau gue itu dislokasi Temporomandibular Joint (TMJ).
Pas gue bilang ke Ibu, malah dibilang kena stroke. Terus gue nggak percaya, soalnya nggak mungkin aja, haha. Saat itu sebenarnya gue panik banget, gimana nggak panik mulut gue nggak bisa dibuka terus rahang gue serasa di kunci. Gue cari cara agar mulut gue bisa dibuka lebar lagi seperti biasa, dengan lihat-lihat di Google. Sayangnya minim sekali informasi mengenai (TMJ) ini.
Pertolongan pertama yang gue lakukan kala itu adalah menekan bagian tulang yang menonjol di dekat telinga pada rahang sebagai penghubung rahang atas dan bawah. Sambil ditekan gue buka mulut gue pelan-pelan dan terus berusah agar bisa balik normal, saat itu gue pengen nangis rasanya, soalnya sakit banget. Setelah sekian kali percobaan, akhirnya normal lagi dan berbunyi 'krek' yang sangat keras dan itu bikin gue kaget.
Bersyukur banget rahang gue bisa balik normal, gue penasaran banget kenapa mendadak rahang menjadi kaku dan terkunci. Gue nyari info tentang rahang terkunci itu di berbagai artikel, gue juga menemukan beberapa kasus yang mirip dengan gue katanya itu (TMJ).
Sebulan berlalu, rahang serta mulut gue masih normal, cuma kadang masih bunyi clicking gitu. Namun setelah lebaran, penyakit rahang terkunci ini kambuh lagi. Comeback-nya (TMJ) ini benar-benar parah, kenapa gue bilang lebih parah dari sebelumnya?
Soalnya setiap bangun tidur, baik tidur di jam normal pada malam hari, ataupun saat ketiduran 5 menit saja, rahang gue tiba-tiba sudah terkunci dan mulut gue udah nggak bisa dibuka. Sampai gue bener-benar trauma dengan yang namanya tidur. Bahkan gue malam-malam itu sering kebangun 4-5 kali cuma buat betulin rahang terkunci itu.
Akhirnya gue memutuskan berobat ke Dokter Spesial Bedah Mulut di salah satu rumah sakit di Kota Padang. Dokter menduga kalau saja penyebab (TMJ) gue ini karena gigi bungsu yang tumbuh, hingga akhirnya dokter menyarankan untuk rontgen.
Hari itu juga gue pergi untuk rontgen, ternyata yang dirontgen cuma bagian depan mulut gue yang kelihatan gigi, gue pikir yang dirontgen rahang bagian kiri gue yang terkunci itu. Minggu depannya gue balik ke rumah sakit lagi, setelah dilihat-lihat hasilnya dokter bilang gigi bungsu gue yang jadi penyebabnya. Tapi gue ngerasa kalau bukan gigi ini penyebab (TMJ) yang gue derita, dimana yang gue rasakan itu bagian yang terkunci di tulang yang menonjol dekat telinga dan jika itu ditekan sambil membuka rahang maka mulut gue bisa terbuka dan jika tidak ditekan mulut gue akan terkunci.
Dokter menyarankan mencabut kedua gigi bungsu bagian bawah. Namun gue belum siap saat itu. Akhirnya Dokter ngasih gue obat buat ngeradangin rahang gue yang sakit, katanya juga obat itu bisa melemaskan otot-otot rahang gue yang kaku hingga menyebakan terkunci.
Baik, seminggu setelah itu obat yang dikasih Dokter habis, dan obat itu sama sekali nggak ngaruh ke rahang gue, dimana masih terkunci setiap malam. Dokter kembali mengatakan kalau masalahnya adalah gigi geraham dan bungsu gue paling ujung ini. Dokter malah menyarankan kembali untuk mencabut gigi bungsu itu, dan dokter bilang mencabut keempat gigi bungsu gue atas dan bawah. Waduh, gue nggak sanggup loh, kemudian gue bilang ke dokternya kalau coba cabut satu gigi saja dulu.
Minggu depannya gue balik lagi ke rumah sakit, bisa dibilang gue capek banget berobat (TMJ) ini, karena ke rumah sakit harus 2 kali dalam seminggu dan jarak rumah sakit dari tempat gue kira-kira 2 jam-an. Sesuai kesepakatan waktu itu, gigi geraham atas kiri paling ujung dicabut, gue juga dikasih obat untuk melemaskan otot rahang gue.
Tebak apa yang terjadi? Tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik, malah rahang gue sebelah kanan juga ikut kaku dan bunyi clicking. Rasanya tambah parah setelah dicabut gigi itu, gue balik lagi ke dokter dan ceritain kalau sama sekali nggak ngaruh setelah dicabut, lalu dokter menyarankan untuk mencabut gigi geraham atas sebelah kanannya. Gue menolak untuk dicabut takutnya (TMJ) gue makin parah, lalu gue minta ke dokter untuk terapi rahang saja. Karena tidak menemukan solusi dari mencabut gigi, dokter memberikan rujukan ke bagian fisioterapi.
Minggu depan gue tidak lagi konsul rutin ke Dokter Gigi Bedah Mulut, gue akhirnya terapi rahang. Saat bertemu Dokter Fisioterapi, gue menceritakan keluh kesah mengenai (TMJ) hingga mencabut geraham juga. Dokter menyarankan gue untuk terapi selama satu bulan dimana dalam satu minggu ada dua kali terapi, jika ditotal ada 16 kali terapi dalam sebulan.
Hingga pada terapi ke-empat rahang gue terasa mulai membaik, mulut gue nggak terkunci lagi saat bangun tidur walau bunyi clicking masih terasa kuat dan ketika membuka mulut rahang masih bergeser. Tapi gue senang banget kalau mulut gue nggak harus terkunci lagi ketika bangun tidur.
Sampai di pertemuan terakhir terapi, rahang gue bener-bener membaik, gue nggak pernah lagi merasakan mulut terkunci dan hal itu sangat membuat gue bersyukur. Saat itu gue kembali bertemu dokter untuk konsultasi mengenai terapi (TMJ) ini, perubahannya sangat luar biasa, walaupun bunyi clicking masih ada dan ketika membuka mulut rahang gue masih agak bergeser sedikit.
Namun dokter masih menyuruh gue untuk terapi sebulan kedepannya lagi agar hasilnya bisa lebih memuaskan, sayangnya untuk terapi sebulan ke depannya gue cuma pergi satu kali dan pertemuan selanjutnya gue nggak pergi, karena gue harus menjemput ijazah ke semarang.
Sampai sekarang berkat hasil terapi selama sebulan, (TMJ) gue tidak pernah kambuh seperti rahang terkunci itu, walau saat ini gue masih merasakan rahang bergeser sedikit dan terkadang bunyi clicking mungkin karena terapi gue waktu itu belum selesai jadi hasil penyembuhan juga tidak sempurna.
Semenjak gue merasakan (TMJ) hingga saat ini, gue selalu memperhatikan jenis makanan yang akan dimakan, Makanan yang keras seperti kerupuk kemudian makanan yang alot dan juga daging-dagingan keras gue sangat menghindarinya, sebab itu juga dapa membuat kambuh. Gue juga tiap pagi selalu senam rahang dengan membuka pelan-pelan mulut dan mengulangnya hingga 6x. Hal lain yang gue lakukan jika rahang mulai terasa nyeri, gue mengompres rahang dengan air yang tidak terlalu hangan ataupun dingin.
Jadi begitulah kira-kira cerita gue mengenai Temporomandibular Joint (TMJ). Semoga bisa membantu teman-teman yang sedang mencari informasi tambahan mengenai (TMJ).
0 Komentar